Selasa, 02 Februari 2010
TANUR INDUKSI
1. Pendahuluan.
Penggunaan tanur induksi di industri pengecoran logam dewasa ini telah semakin berkembang. Hal ini terutama karena tanur induksi menjanjikan beberapa kelebihan antara lain:
* Hasil peleburan bersih.
* Mudah dalam mengatur/mengendalikan temperatur.
* Komposisi cairan homogen.
* Efisiensi penggunaan energi panas tinggi.
* Dapat digunakan untuk melebur berbagai jenis material.
Namun demikian terdapat pula hambatan/kendala yang perlu diperhatikan yaitu:
* Infestasi biaya beban tetap yang cukup besar menuntut loading yang tinggi.
* Biaya operasi yang besar menuntut tingkat kegagalan yang rendah.
* Dibutuhkan operator maupun teknisi berpengalaman dalam mengoperasikannya.
* Tingkat bahaya besar, mengingat tanur ini menggunakan enerji listrik yang sangat besar.
* Biaya perawatan besar.
Dengan demikian walaupun tanur induksi menjanjikan banyak keuntungan namun menuntut perlakuan dan pengoperasian yang BENAR meliputi:
* Keterampilan operator.
* Penggunaan bahan baku dengan spesifikasi jelas.
* Preventive maintenance yang intensiv.
2. Prinsip proses peleburan dengan tanur induksi.
Tanur induksi bekerja dengan prinsip transformator dengan kumparan primer dialiri arus AC dari sumber tenaga dan kumparan sekunder. Kumparan sekunder yang diletakkan didalam medan mahnit kumparan primer akan menghasilkan arus induksi. Berbeda dengan transformator, kumparan sekunder digantikan oleh bahan baku peleburan serta dirancang sedemikian rupa agar arus induksi tersebut berubah menjadi panas yang sanggup mencairkannya.
Sesuai dengan frekuensi kerja yang digunakan, tanur induksi dikatagorikan sebagai tanur induksi frekuensi jala-jala (50 Hz – 60 Hz) dengan kapasitas lebur diatas 1 ton/jam dan tanur induksi frekuensi menengah (150 Hz – 10000 Hz) untuk tanur dengan kapasitas lebur rendah.
Frekuensi jala-jala pada tanur induksi frekuensi menengah diubah terlebih dahulu dengan menggunakan thyristor menjadi freukensi yang lebih tinggi sebelum dialirkan kekumparan primer.
gambar-16-rSkema tanur induksi frekuensi menengah2.
Secara umum tanur induksi terdiri dari 2 jenis yaitu:
* Tanur induksi jenis saluran, yang digunakan sebagai holding furnace (hanya berfungsi untuk menahan temperatur cairan agar tidak turun).
* Tanur induksi jenis krus, yang digunakan sebagai tanur peleburan.
gambar 2Prinsip pemanasan tanur induksi jenis saluran2.
Pemanasan hanya dilakukan pada bagian saluran cairan. Bahan cair yang panas akan bergerak keatas, sedangkan bahan cair yang dinggin bergerak kebawah mengisi saluran. Dengan demikian cairan didalam tanur akan mengalami sirkulasi.
gambar 3Potongan melintang tanur induksi jenis saluran2.
gambar 41Prinsip pemanasan tanur induksi jenis krus2.
gambar 5Potongan melintang tanur induksi jenis krus2.
Tanur induksi jenis krus dikonstruksi sedemikian rupa disesuaikan dengan ukuran dan jenis bahan yang dilebur, sehingga terdapat tanur induksi frekuensi jala-jala, tanur induksi frekuensi menengah dan tanur induksi frekuensi tinggi.
gambar 6Daerah kerja frekuensi terhadap kapasitas muat tanur2.
Hal penting yang harus diperhatikan dalam memilih frekuensi kerja tanur induksi adalah hubungannya dengan ukuran minimum bahan baku yang dapat ditembus oleh frekuensi tersebut, sebagai berikut:
dimana;
δ = kedalaman penetrasi elektromagnetik [m].
K = Konstanta bahan baku.
f = Frekuensi kerja [Hz].
Ukuran minimum bahan baku yang dapat dilebur tanpa bantuan cairan adalah:
D = 3,5 x δ
Oleh Brown Bovery Co. ditabelkan sebagai berikut.
Min bahan bakuDimensi minimum bahan baku [mm]
Dengan demikian bahan baku peleburan pada tanur induksi dengan frekuensi kerja terpasang yang memiliki dimensi lebih kecil dari harga yang tertulis pada tabel diatas, harus dilebur dengan bantuan sisa cairan didalam tanur.
Pada tanur induksi frekuensi jala-jala (50 Hz), mengingat dimensi bahan baku minimumnya sedemikian besar, maka peleburan pertama selalu dimulai dengan bahan berukuran besar sebagai starting-block serta selalu disisakan sekurang-kurangnya 1/3 cairan didalam tanur untuk membantu proses peleburan berikutnya.
Akibat dari adanya arus induksi yang terus menerus mengalir didalam cairan maka akan terjadi pergerakan cairan yang disebut sebagai stirring. Kualitas dan kuantitas stirring ditentukan oleh tinggi atau rendahnya frekuensi kerja dan jumlah fasa listrik yang digunakan.
gambar 7Stirring pada 1 fasa (a) dan 3 fasa (b).
Sedangkan frekuensi kerja yang semakin rendah akan mengakibatkan stirring secara kualitatif menjadi semakin besar namun kuantitatif sedikit sehingga akan muncull sebagai gejolak cairan. Frekuensi kerja yang semakin tinggi akan mengakibatkan stirring yang terjadi kecil namun merata disetiap bagian dari cairan, sehingga cairan akan tampak lebih tenang.
3. Pemuatan bahan peleburan.
Proses peleburan dengan tanur induksi akan semakin efisien bila menggunakan bahan baku yang masif (berukuran besar) dan kompak. Keuntungan yang diperoleh dari bahan masif adalah:
1. Bahan yang dilewati oleh medan induksi lebih banyak sehingga menghasilkan enerji panas yang lebih besar.
2. Permukaan bahan yang bersentuhan dengan udara sedikit sehingga mengurangi efek oksidasi.
3. Bahan homogen dengan komposisi yang serupa sehingga mengurangi faktor kesalahan peramuan.
4. Mengurangi kemungkinan bahan asing dan kotoran ikut terbawa pada saat pemuatan sehingga lebih dapat menjamin pencapaian komposisi yang dikehendaki serta mengurangi terak ataupun bahaya-bahaya lain yang ditimbulkannya.
Ketersediaan cairan didalam tanur juga akan dapat meningkatkan kecepatan peleburan. Maka dalam hal pemuatan bahan kedalam tanur indsuksi berlaku urutan sebagai berikut:
Tanur induksi frekuensi jala-jala:
1. Sarting blok untuk awal peleburan.
2. Sisa cairan, yaitu 1/3 dari kapasitas tanur untuk peleburan lanjutan.
3. Besi kasar.
4. Bahan daur ulang.
5. Besi bekas.
6. Baja bekas.
7. Carburisher (bersama baja bekas).
8. Bahan paduan, dimana padfuan dengan kehilangan terbakar (melting loss) tinggi dimuatkan paling akhir.
Poin 1 merupakan tuntutan wajib bagi tanur induksi frekuensi jaringan, sebab tanpa starting block proses peleburan tidak dapat berlangsung. Sedangkan poin 2 adalah upaya untuk meningkatkan efisiensi enerji peleburan. Poin 3 sampai 8 merupakan urutan prioritas bila bahan-bahan tersebut digunakan.
Tanur induksi frekuensi menengah dan tinggi:
1. Sarting blok untuk awal peleburan (bila tersedia).
2. Besi kasar.
3. Bahan daur ulang.
4. Besi bekas.
5. Baja bekas.
6. Carburisher (bersama baja bekas).
7. Bahan paduan, dimana padfuan dengan kehilangan terbakar (melting loss) tinggi dimuatkan paling akhir.
Poin 1 lebih baik dilakukan walaupun tanpa sarting blok proses peleburan dengan tanur induksi frekuensi menengah sampai tinggi tetap dapat dilakukan. Sedangkan poin 2 sampai 7 merupakan urutan prioritas bila bahan-bahan tersebut digunakan.
Rangkuman.
1. Tanur induksi digunakan pada proses peleburan besi, baja cor dan sedikit nonferro.
2. Enerji peleburan diperoleh dari bahan bakar listrik.
3. Tanur induksi terdiri dari dua jenis yaitu jenis saluran (untuk proses penahanan temperatur) dan jenis krus (untuk proses peleburan).
4. Ukuran bahan baku sangat ditentukan oleh frekuensi kerja tanur induksi.
5. Kualitas peleburan sangat ditentukan oleh lining tanur induksi.
Efisiensi peleburan akan naik bila bahan baku yang digunakan berukuran besar dan masif (kompak).
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
contact person 081902258259
BalasHapusSHIP'S PARTICULAR SCRAP
1 Ships contact person : Uddin : 081902258259
2 Nationallity Indonesia
3 Kind of Ships Reefer Carrier
4 Ships material Steel
5 Length (L . O . A) 30.76 meter
6 Depth 2.8 meter
7 Breath 6 meter
8 Gross Tonnage 141 GT
9 Nett Tonnage 52 NT
10 Sea Speed 10 Kts
11 Main Engine Nigata 600 HP
12 Aux Engine Cummins 525 HP 1 Set
Mitsubishi 6D22, 335 HP 1 Set
13 Freeze Machine Mycom 42B, X 1 Set
14 F/Hold Capacity 65 Tons (including Freeze room)
15 Freeze room Capacity 4 Ton / day
16 Capacity of F . O 120 kl
17 Capacity of L . O 5 kl
18 Capacity of Fresh Water 20 Ton
19 Year of Launching 1988
20 Navigation Equipment GPS, SAMYUNG NAVI 3700 X 1 Set
Fish Finder, KODEN CVS 8832 X 1 Set
Marine Raddar, FURUNO FR-7062-12A X 1 Set
Marine Raddar, KODEN MD 3830 X 1 Set
SSB Tranceiver, ICOM IC-M700PRO X 1 Set
Marine VHT, ICOM IC-M126DSC X 1 Set