Sabtu, 30 Januari 2010

BEASISWA NEGRI SAKURA


menghimpun informasi mengenai budaya dan perilaku orang Jepang, sistem pendidikannya, serta informasi tentang beasiswa di sana, kini Anda harus membuat keputusan. Tanyakan secara serius pada diri Anda, apakah Anda benar-benar siap dan tertarik studi di Jepang?

Bila ada hal yang tidak bisa Anda penuhi, sementara hal itu merupakan syarat mutlak, mungkin lebih baik Anda mencari beasiswa di negara lain. Namun, jika Anda sangat teguh dan mantap, lanjutkan perjuangan Anda. Ini tahapannya:

Studi D-3 dan S-1

Anda harus tahu jenis beasiswa yang tersedia. Untuk S-1 ada beasiswa dari Monbukagakusho, Mitsui, serta dari Departemen Transmigrasi. Namun untuk D-3, sejauh ini hanya ada beasiswa dari Monbukagakusho.

Semua beasiswa tersebut bisa dilamar di negara asal. Silahkan pelajari di situs-situs terkait pemberi beasiswa di atas. Seleksi biasanya mulai dari seleksi administrasi, tes kemampuan akademik dan terakhir wawancara. Detilnya? Nanti akan dibahas dalam kiat-kiat mendapatkan beasiswa S-1.

Studi S-2 dan S-3

Khusus untuk melamar beasiswa program S-2 dan S-3, Anda harus mengikuti beberapa tahapan berikut. Umumnya, antara satu beasiswa dan beasiswa lain baik yang berasal baik dari Pemerintah Jepang maupun perusahaan Jepang untuk studi S-2 dan S-3, memiliki persyaratan yang hampir sama. Langkah-langkahnya antara lain:

- Pelajari dulu beasiswa yang akan Anda lamar.

Pahami semua persyaratan dan prosedur aplikasinya. Catat tanggal-tanggal penting dan tidak boleh dilupakan. Hal ini agar Anda tidak terlambat dalam proses seleksi beasiswa tersebut. Beberapa beasiswa untuk S-2 dan S-3 misalnya adalah Monbukagakusho, Panasonic, Hitachi, dan lain-lainnya.

- Tentukan minat Anda (Mencari Profesor)

Berbeda dengan sistem pendidikan di Indonesia, melamar masuk S-2 dan S-3 tidak melalui pintu universitas, melainkan lewat seorang profesor pembimbing. Ya, profesor adalah gerbang untuk Anda memasuki sebuah universitas. Artinya, jika sudah diterima oleh professor, kurang lebih Anda akan diterima di universitas, karena professor akan berjuang untuk Anda agar bisa masuk universitas.

Di Jepang, bidang-bidang kajian/penelitian dilakukan secara spesifik. Sangat jarang orang menyebut laboratoriumnya seperti di negara kita, misalnya laboratorium kimia organik, kimia analitik, atau biokimia, dan sebagainya. Hal itu disebabkan karena sudah sangat berkembanganya riset dan penelitian di tingkat perguruan tinggi di Jepang.

Sebutlah, misalnya, bidang biokimia yang akan berkembang menjadi departemen bioscience, bioengineering, atau bioprotein, dan lain-lainnya. Departemen-departemen ini masing-masing terdiri dari banyak laboratorium dengan beragam penelitian yang spesifik dan mendalam. Hal itu menyebabkan riset di perguruan tinggi di Jepang terpakai di banyak industri di negaranya sendiri.

Namun, untuk menentukan minat Anda dalam rangka mendapatkan seorang profesor, pelajarilah lebih dulu homepage salah satu universitas di Jepang. Bila masih blank, Anda bisa memulainya dari universitas terkenal seperti Tokyo University, Tokyo Institute of Technology, Kyoto University, dan masih banyak lainnya.

Dari situs universitas-universitas itu, Anda kemudian masuk ke situs departemen yang ada. Akhirnya, di situlah Anda bisa membuka homepage masing-masing milik para profesor, baik yang masih berdekatan dengan minat atau penelitian Anda di Indonesia atau justeru bidang yang ingin Anda pelajari.

Anda juga dapat langsung membuka situs researcher. Di sana Anda akan menemukan beragam informasi tentang bidang yang Anda cari dan sekaligus professor yang sesuai dengan bidang Anda.

Bila semua langkah di atas sudah Anda penuhi dan Anda merasa menemukan bidang yang cocok, Anda sebaiknya mencatat dan memelihara alamat itu dengan baik. Bagi Anda yang telah mempunyai profesor, apakah melalui rekomendasi pembimbing di Indonesia atau kolega di Jepang, tentu tahapannya akan lebih gampang.

Seperti diketahui, "posisi" seorang profesor di Jepang sangat penting sebagai pintu masuk ke universitas. Yang menguntungkan, banyak cara untuk mengejarnya, baik itu melalui rekomendasi kolega dekat maupun dosen pembimbing di Indonesia yang mempunyai hubungan kerja sama dengan profesor terkait di Jepang.

Cara lainnya bisa juga ditempuh dengan mengunjungi situs-situs seperti Directory Database of Research and Development Activities atau Humanities Web Sites. Bisa juga mencarinya melalui jurnal atau publikasi ilmiah, momen-momen ilmiah seperti seminar dan kongres, serta dari brosur-brosur yang sering ditempelkan di universitas untuk suatu keperluan tertentu.

Searching di internet, semisal lewat Google, juga bisa dilakukan dengan menggunakan kata-kata kunci tertentu sesuai spesifikasi atau minat keilmuan Anda. Beberapa milis beasiswa atau milis-milis Persatuan Pelajar Indonesia (PPI) juga bisa Anda manfaatkan sebagai media pencarian informasi, apalagi milis adalah media komunikasi yang bisa digunakan langsung untuk bertukar informasi.

Mengeksplorasi homepage profesor

Selanjutnya, eksplorasi penelitian dan publikasi profesor yang Anda minati itu. Khususkan dan fokuskan waktu Anda untuk mempelajari homepage profesor tersebut sehingga akhirnya Anda mantap untuk mendalami dan mempelajari suatu bagian kecil dalam lingkup penelitiannya.

Biasanya, ada sejumlah jurnal yang telah dipublikasi dalam homepage profesor tersebut. Untuk itu, silakan download dan pelajari. Dengan begitu, kelak Anda memunyai banyak bahan dalam berkomunikasi dengan sang profesor.

Selain itu, akan bagus sekali jika Anda pun mempersiapkan proposal dan memasukkan juga publikasi profesor tersebut ke dalam daftar referensi yang Anda rujuk.

Lakukan komunikasi dan pendekatan dengan profesor

Biasanya, setiap profesor mencantumkan alamat e-mail di situsnya. Maka dari itu, setelah banyak informasi yang Anda dapatkan dari homepage miliknya, mulailah untuk melayangkan surat kepadanya.

Anda bisa memulainya dengan perkenalan singkat tentang diri Anda, latar belakang pendidikan, dan bidang penelitian yang Anda geluti saat ini. Silakan Anda mengungkapkan semuanya dalam kalimat yang cerdas, singkat, dan jelas.

Kebanyakan profesor sangat sibuk sekali dan malas untuk membaca e-mail yang terlalu panjang, apalagi pada tahapan perkenalan. Untuk itu, alangkah bagusnya bila bidang yang akan Anda pelajari tersebut beririsan dengan bidang penelitian profesor yang Anda tuju sehingga komunikasi dapat mengarah pada ketertarikan Anda untuk belajar dengannya lebih lanjut.

Setelah komunikasi berjalan dan Anda merasa bahwa sang profesor merespons dengan baik, ungkapkan ketertarikan dan keinginan kuat Anda untuk melanjutkan sekolah, ketertarikan untuk menjadi muridnya, dan sertakan alasan pasti memilih profesor tersebut sebagai pembimbing Anda.

Selanjutnya, Anda bisa mengirimkan hasil penelitian yang pernah Anda lakukan dan melengkapinya dengan proposal rencana penelitian yang akan Anda lakukan.

Meminta surat latter of acceptance

Umumnya, untuk melamar beasiswa ke Jepang dibutuhkan surat kesediaan profesor sebagai pembimbing Anda. Untuk mendapatkan surat tersebut, akan lebih baik bila Anda juga menyertakan surat rekomendasi dari pembimbing di kampus atau atasan.

Mengingat profesor di Jepang sendiri tidak mengenal calon mahasiswanya, tampaknya cukup sulit untuk memberikan keputusan hanya berdasarkan dokumen. Selain itu, jarang sekali surat penerimaan sementara dari profesor diperoleh hanya melalui korespondensi singkat. Ya, perlu berkorespondensi berulang kali dan harus menunjukkan kesungguhan pada niat belajar Anda.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar